Bilangan Oksidasi dan Nama Senyawa
Beberapa unsur logam transisi dapat membentuk senyawa dengan lebih dari satu bilangan oksidasi. Misalnya besi dapat membentuk dua macam oksida, yaitu fero oksida (FeO) dan feri oksida (Fe2O3). Nama fero diberikan kepada besi dengan bilangan oksidasi rendah (+2) dan feri diberikan pada besi dengan bilangan oksidasi tinggi (+3). Permasalahan yang timbul adalah untuk logam yang dapat membentuk senyawa dengan lebih dari dua bilangan oksidasi. Misalnya pada logam mangan yang dapat membentuk oksida MnO, Mn2O3, dan MnO2. Oleh karena itu, IUPAC membuat aturan tata nama dengan menunjukkan bilangan oksidasinya. Caranya dengan menambahkan angka romawi dalam tanda kurung. Sebagai contoh, besi mempunyai 2 bilangan oksidasi, yaitu +2 dan +3 yang disebut sebagai besi (II) dan besi(III), sehingga nama untuk FeO adalah besi(II) oksida dan Fe2O3 adalah besi(III) oksida.
Jadi, untuk unsur logam yang dapat membentuk senyawa dengan lebih dari satu bilangan oksida, maka bilangan oksidasinya disertakan setelah nama logam tersebut dan diletakkan dalam tanda kurung ().
Contoh :
Sebagai bahan latihan soal dilengkapi pembahasan terkait materi di atas bisa di simak DI SINI
Jadi, untuk unsur logam yang dapat membentuk senyawa dengan lebih dari satu bilangan oksida, maka bilangan oksidasinya disertakan setelah nama logam tersebut dan diletakkan dalam tanda kurung ().
Contoh :
Sebagai bahan latihan soal dilengkapi pembahasan terkait materi di atas bisa di simak DI SINI
Posting Komentar untuk "Bilangan Oksidasi dan Nama Senyawa"
Posting Komentar
Silahkan tuliskan komentar Anda sesuai dengan topik postingan halaman ini. Centang "Beri tahu saya" untuk mendapatkan pemberitahuan balasan komentar anda.