Menganalisis Grafik Titrasi Asam Basa dan Penggunaan Indikator yang Tepat + Soal & Pembahasan
Tujuan Pembelajaran :
Dengan mencermati berbagai grafik titrasi asam basa dan indikator yang digunakan, peserta dapat menganalisis grafik titrasi asam basa dan penggunaan indikator yang tepat.
Uraian Materi :
TITRASI ASAM BASA
Titrasi asam basa adalah penentuan kadar suatu larutan basa dengan larutan asam yang diketahui konsentrasinya atau sebaliknya, konsentrasi suatu larutan asam dengan larutan basa yang diketahui, dengan didasarkan pada reaksi netralisasi. Titik ekivalen umumnya dapat ditandai dengan perubahan warna dari indikator. Ketika menunjukkan perubahan warna, misal dengan fenolftalein dari tidak berwarna menjadi pink muda, maka berarti telah tercapai titik akhir titrasi yang menandakan titrasi harus dihentikan.
MEMILIH INDIKATOR YANG TEPAT UNTUK TITRASI ASAM BASA
Titik ekivalen titrasi asam basa terjadi pada saat asam tepat bereaksi dengan basa secara stoikiometri dan sebaliknya. Oleh sebab itu untuk memilih indikator mana yang harus digunakan dalam titrasi asam basa dilakukan dengan memilih indikator yang memiliki kisaran pH yang sama atau setidaknya mendekati titik ekivalen tersebut.
1. Titrasi Asam Kuat vs Basa kuat
Jika asam kuat dan basa kuat bereaksi, maka akan dihasilkan garam dan air. Garam yang terjadi dari asam kuat dan basa kuat sifatnya tidak terhidrolisis, sehingga titik ekivalen terjadi pada pH 7. Contohnya titrasi NaOH dengan larutan standar HCl, maka grafiknya sebagai berikut:
Berdasarkan grafik tersebut ditunjukkan range pH indikator fenolftalein atau pp 8,2 - 10 dan metil jingga 3,2 - 4,4. Titik ekivalennya pada pH 7, dan indikator pp adalah pilihan yang tepat untuk dipakai pada jenis titrasi ini.
2. Titrasi Asam Kuat vs Basa lemah
Contoh titrasi ini adalah antara larutan standar HCl dengan NH₄OH. Pada saat titrasi mencapai titik ekivalen, maka hanya terdapat garam NH₄Cl. Garam ini berasal dari asam kuat dan basa lemah, sehingga akan terhidrolisis sebagian. pH laruran saat titik ekivalen yang diperoleh adalah asam. Jika dibuat grafik, maka gambarnya:
Penggunaan pp sebagai indikator tidak tepat, karena jauhnya pH range yang dimiliki pp dari titik ekivalen. Indikator metil jingga adalah pilihan terbaik untuk titrasi ini atau indikator lain yang memiliki pH range di sekitar titik ekivalen.
3. Titrasi antara asam lemah dengan basah kuat
Contoh titrasi ini adalah titrasi asam cuka dengan NaOH atau KOH. Sama seperti titrasi antara asam kuat dengan basa lemah, maka pada titik ekivalen yang dihasilkan adalah garam yang terhidrolisis sebagian. Oleh karena yang kuat adalah basa, maka pH pada titik ekivalen adalah basa. Grafik titrasinya berikut ini:
Berdasarkan grafik tersebut, maka penggunaan metil jingga tidak membantu untuk menentukan titik akhir titrasi, tetapi penggunaan pp sangat tepat untuk menentukan titik akhir titrasi agar mudah diamati.
4. Titrasi asam lemah dan basa lemah
Titrasi asam lemah dan basa lemah pada titik ekivalen akan menghasilkan garam yang sifatnya terhidrolisis seluruhnya, baik kation maupun anion. Jika digambarkan meng-gunakan grafik maka diperoleh gambar sebgai berikut:
Dapat dilihat bahwa baik pp maupun metil jingga tidak dapat digunakan pada titrasi asam lemah dan basa lemah. Jika digunakan pp, maka indikator ini akan berubah warna sebelum titik ekivalen terjadi, sedangkan jika dipakai metil jingga, maka tidak akan terjadi perubahan disebabkan titik ekivalen berada jauh di atas pH range indikator ini. Oleh karena pada titik ekivalen pH berubah dari kasus satu ke kasus yang lainnya, maka kita tidak dapat membuat generalisasi indikator mana yang dapat digunakan untuk titrasi asam lemah dan basa lemah. Oleh sebab itu kita tidak akan dapat melakukan praktik titrasi asam lemah dan basa lemah.
Soal dan Pembahasan :
Berikut diberikan sebuah kurva titrasi asam basa hasil percobaan untuk menentukan konsentrasi larutan KOH 40 mL:
Jika asam yang digunakan untuk titrasi adalah HCl 0,1 M, maka konsentrasi larutan KOH yang dititrasi adalah ...
A. 0,10 M
B. 0,15 M
C. 0,20 M
D. 0,25 M
E. 0,30 M
Berikut kurva titrasi larutan HCl dengan larutan NaOH:
Jika 15 mL larutan HCl dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M, maka konsentrasi larutan HCl yang dititrasi sebesar ...
A. 0,10 M
B. 0,15 M
C. 0,20 M
D. 0,25 M
E. 0,30 M
Berikut adalah kurva titrasi dari larutan HCl dengan larutan NaOH:
Jika volum larutan HCl yang dititrasi dengan larutan NaOH 0,1 M sebesar 25 mL, maka konsentrasi larutan HCl adalah ...
A. 0,10 M
B. 0,15 M
C. 0,20 M
D. 0,25 M
E. 0,30 M
Sumber pustaka :
Supriano. 2019. Bahan Ajar Kimia. Jakarta : Kemdikbud
Posting Komentar untuk "Menganalisis Grafik Titrasi Asam Basa dan Penggunaan Indikator yang Tepat + Soal & Pembahasan"
Posting Komentar
Silahkan tuliskan komentar Anda sesuai dengan topik postingan halaman ini. Centang "Beri tahu saya" untuk mendapatkan pemberitahuan balasan komentar anda.